15-9-2018 S1 AKUNTANSI STIE MUHAMMADIYAH CILACAP
Abstract
RINGKASAN Siti Chasanah, Program Studi Akuntansi-Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah, Analisis rasio likuiditas dan solvabilitas pada BMT Khonsa Cilacap tahun 2013, Komisi Pembimbing, H. Sudiyono, SE, M.Si dan Tri Nurindahyanti Yulian, SE, M.Si, Ak. BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syari‟ah), menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin sehingga dapat lebih sejahtera. Penelitian ini, bertujuan untuk mendeskripsikan tentang rasio likuiditas dan solvabilitas BMT Khonsa pada periode 2013. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi oleh pihak BMT Khonsa maupun pihak lain yang ingin mengetahui lebih jauh tentang kepengelolaan terhadap keuangan BMT. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan mengambil lokasi penelitian di BMT Khonsa Cilacap. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data dokumen yang berasal dari BMT Khonsa Cilacap. Analisis data yang dilakukan dengan cara menjelaskan terhadap data yang didapat terhadap teori-teori yang ada, kemudian menarik kesimpulan dari data-data yang ada. Hasil penelitian dari penyusun yang didapat bahwa kondisi BMT Khonsa pada periode 2013, dalam keadaan over liquid (kelebihan likuiditas), yang disebabkan oleh kurang optimalnya dalam pembiayaan yang diberikan, sehingga masih banyak dana yang belum dikelola. Menurut PINBUK, standar LDR dikatakan sehat berada pada posisi 81 % sampai dengan 85 %, sedangkan posisi LDR BMT Khonsa baru pada posisi 59,68 %. Secara keseluruhan Solvabilitas dalam keadaan kurang sehat karena standar yang sehat sesuai dengan BI No : 11/13/PBI/2009 untuk Primary ratio sebesar 10 %, Deposit Risk Ratio sebesar 20%, dan Capital Risk sebesar 8 %, sedangkan hasil Rasio Solvabilitas pada tahun 2013 untuk Primary Ratio sebesar 2,361 % dari aktiva yang dimiliki, Deposit Risk Ratio 2,452 % dari modal yang dimiliki, dan Capital Risk 3,317 %”. Oleh sebab itu, tentu akan mengurangi laba yang seharusnya diterima oleh BMT ataupun anggota. Seperti kita ketahui, bahwa dengan sistem bagi hasil yang diterapkan oleh BMT, apabila bagi hasil sedikit maka yang didapat BMT dan juga anggota pun sedikit. Demikian juga sebaliknya, apabila bagi hasil yang didapat besar, maka keuntungan yang didapat BMT maupun anggota pun cukup besar. Sehingga penyaluran dana pembiayaan yang optimal, sangat diharapkan oleh para anggotanya. Kata kunci : Likuiditas dan Solvabilitas